Rabu, 21 September 2011

Ampuhnya si Penyedot Bau Maut


Tiga ruang masing-masing berukuran 12 m x 6 m itu sudah hampir 3 tahun menguarkan bau tak sedap. Maklum ketiganya dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan kimia. Gara-gara 4 pot Sansevieria trifasciata 'laurentii', dalam kurun kurang dari 24 jam bau menyengat itu hilang berganti udara segar.
Tiga ruang masing-masing berukuran 12 m x 6 m itu sudah hampir 3 tahun menguarkan bau tak sedap. Maklum ketiganya dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan kimia. Gara-gara 4 pot Sansevieria trifasciata 'laurentii', dalam kurun kurang dari 24 jam bau menyengat itu hilang berganti udara segar.
Itu pengalaman seorang pemilik gudang bahan kimia di kawasan Bekasi. Resah lantaran banyak karyawan mengeluh pusing mencium bau menyengat, si empunya gudang memutar otak. Kebetulan ia berkawan dekat dengan Anna Sylvana-eksportir sansevieria di Tangerang. Anna menyarankan untuk meletakkan sansevieria di dalam gudang.
Anna berkaca pada kebiasaan pelanggannya di negeri Sakura. Di Jepang, lidah mertua hadir di ruang tamu keluarga, lobi hotel, hingga pabrik. Pemandangan serupa Vina Fitriani, wartawan Trubus, lihat di China.Anggota famili Agavaceae itu dipercaya mampu menyerap polusi dan membuat udara bersih segar.

Sebanyak 4 pot laurentii berisi masing-masing 20 daun setinggi 30 cm dimasukkan ke setiap gudang. Lidah jin itu mulai diletakkan pada pukul 14.00 siang. Esok hari ketika para pekerja membuka ruang gudang, bau menyengat yang bertahun-tahun tercium hilang sama sekali.
Riset 25 tahun
Kejadian di Bekasi itu sejalan dengan hasil penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Menurut NASA polusi udara menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama sick building syndrome. Polutan udara yang paling banyak berasal dari asap rokok, benzene, dan formaldehida.
Sick building syndrom menyebabkan mata dan hidung panas seperti terbakar, tenggorokan panas dan kering, kelelahan kronis, kanker, menurunkan kemampuan konsentrasi, gemetar, mual, otot kram, kulit kasar dan kering, sakit kepala, hati berdebar, batuk, pilek, dan napas tersengal.
Penelitian selama 25 tahun yang dirilis NASA pada 1999 menyimpulkan ada 10 tanaman penyerap polutan. 'Di antaranya sansevieria, philodendron, aglaonema, spathiphyllum, dan krisan,' kata Anna. Sansevieria jadi pilihan utama lantaran cocok dimanfaatkan sebagai tanaman indoor dan outdoor, mudah dirawat, penampilannya menarik, dan tahan lama. Bandingkan dengan tanaman daun yang hanya cocok untuk indoor. Sementara tanaman bunga umurnya pendek.
Alasan lain, dracula's plant itu punya jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism). Di malam hari penyerapan oksigennya sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernapasan makhluk lain-termasuk pemilik tanaman.
Proses serap racun
Menurut Lanny Lingga, praktikus tanaman hias di Bogor, lidah jin menyerap polutan dalam 2 tahap. Pertama melalui proses penangkapan dan pemecahan alias metabolic breakdown. Tanaman menangkap polutan berupa senyawa organik melalui stomata bersamaan proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis. Senyawa organik lalu dipecah menjadi ion yang dapat diserap jaringan tanaman.
Tahap berikutnya berbarengan dengan pengeluaran oksigen melalui akar-ini terjadi ketika tanaman melakukan proses transpirasi. Saat pelepasan oksigen berlangsung, senyawa racun yang menumpuk di jaringan akar ikut dilepas. Tanaman yang punya tingkat transpirasi-penguapan-tinggi, paling aktif menyerap polutan.
Penelitian lain oleh Wolverton Environmental Service mengungkap lidah naga menyerap senyawa kimia berbahaya seperti formaldehida, kloroform, benzena, xylene, dan trichloroethylene. Cukup menaruh 4 daun sansevieria dewasa di ruang seluas 75 m2 membuat udara bebas dari polutan maut itu. Belakangan beredar kabar, lidah mertua juga baik menyerap radiasi komputer. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut tentang hal itu.
Khasiat obat
Ilat mertua itu pun masuk dalam daftar materia medika alias bahan berkhasiat obat. Itu lantaran sansevieria memiliki kandungan kimiawi dan efek farmakologis yang secara klinis teruji berefek positif.
Daun memiliki rasa pedas dan bersifat netral. Ia dimanfaatkan sebagai obat bengkak, penyakit kulit seperti eksim, wasir, sakit gigi, telinga berdengung, penyubur rambut, pencegah flu, dan penawar racun binatang berbisa. Buah rasanya pahit manis, mengandung astringen, dan bersifat sejuk.
Buah bagus dipakai sebagai penurun panas, mencegah peradangan, obat batu ginjal, penyejuk tenggorokan, dan peluruh urin. Sementara akar yang tawar dan bersifat netral menjadi penawar racun, menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sipilis, wasir, TBC kelenjar, dan sakit ulu hati.
Dalam pengobatan tradisional China, cukup menyebut nama hu wei lan maka didapat racikan obat berbahan sansevieria. Di Meksiko, daunnya dibebatkan ke luka akibat gigitan ular berbisa. Di tanahair, kompresan cairan daun mandalika-nama di Madura-membuat luka karena benda tajam cepat mengering.
Hasil eksplorasi Joseph Gurtavit dan Pounis di Sabah, Malaysia, daun trifasciata dimanfaatkan sebagai pengatur gula darah penderita diabetes. Ekstraknya untuk penyubur rambut, penyembuh koreng, obat sakit kepala, obat tetes untuk infeksi telinga, cacingan, diare, dan menghentikan pendarahan. Sementara jurnal Duke JW dan Cirkii yang dimuat di Royal Botanical Garden, Inggris, ekstrak jus daun lidah bawal yang dipanaskan mujarab mengobati sakit telinga dan sakit gigi.
Penelitian lain oleh EH Lucas, Ardeth Liekfelth, Gottshall, dan LC Jening biji sansevieria bersifat antibakteri yang efektif menekan Mycobaeterium tuberculosis penyebab TBC.
Bahan baju
'Potensi lain, sansevieria sebagai bahan serat alami,' kata Lanny Lingga. Di Afrika S. zeylanica, S. guinensis, dan S. hyanchinthoides paling banyak ditanam untuk diolah seratnya. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) melakukan seleksi hibrida lidah naga penghasil serat terbaik. Tiga yang direkomendasikan ialah S. trifasciata x deserti 'Fla H-13', S. trifasciata x deserti 'Fla H54-3', dan S. 'Midnight fountain'.
Pabrik tenun di Filipina mengkombinasikan serat lidah mertua dengan serat nanas untuk memproduksi kain. Industri benang di Vietnam juga memanfaatkan serat sanseviera. Yang pasti dengan sosok dan warna indah kini sansevieria mulai populer di tanahair sebagai tanaman hias pot. (Evy Syariefa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar